Selain dikenal atas berbagai olahan kuliner yang sangat menggoda iman, kota Bukittinggi juga tersohor akan keindahan wisatanya. Bahkan saat musim liburan muncul, Bukittinggi akan menjelma seperti Jakarta yang begitu macet di mana-mana. Untung saja anda bisa kabur sejenak dari kemacetan itu dengan berkunjung ke beberapa tempat wisata yang dekat dari Jam Gadang. Dan gerbang lokasi itu adalah taman Panorama.
Disebut demikian, bukan hanya karena menawarkan pemandangan alam luar biasa, tapi juga lantaran taman wisata ini ada di jalan Panorama, Bukittinggi sana. Seperti yang sudah disebutkan tadi, anda bisa menikmati indahnya Ngarai Sianok, sensasi keangkeran Lobang Jepang dan menguji kesehatan kaki sambil refresing di Janjang Saribu. Sungguh sebuah pilihan tepat karena dari satu titik bisa mendapatkan tiga lokasi wisata utama di Sumatera Barat.
Hanya dipatok biaya sebesar delapan ribu per orang, tentu cukup lah murah karena anda bisa mendapatkan tiga obyek wisata sekaligus. Setelah puas menikmati tiga lokasi itu, anda bisa berkunjung ke pujasera yang menjual beragam makanan dan kuliner Minang di dalam Taman Wisaa Panorama. Tak hanya itu saja, anda juga bisa memilih oleh-oleh untuk keluarga yang ternyata bisa ditawar.
Tangga, Lembah dan Goa di Taman Panorama
Ketika anda memasuki gerbang utama Taman Wisata Panorama, akan disambut dengan indahnya hamparan lembah Ngarai Sianok. Berbentuk memanjang dan berkelok sebagai penanda garis batas kota dari selatan Koto Gadang hingga Anam Suku, ngarai menakjubkan itu berakhir di kecamatan Palupuh. Punya panjang 15 kilometer, anda bisa menikmatinya dengan kano yang membutuhkan waktu 3,5 jam. Untuk memanjakan mata, di sepanjang perjalanan anda bisa melihat flora dan fauna langka seperti bunga Rafflesia hingga siamang dan tapir.
Saat anda menatap ke Ngarai Sianok, akan ada gunung Marapi di sisi kiri dan gunung Singgalang di sisi kanan. Kalau sudah puas menatap indahnya lembah, tak ada salahnya anda mencoba menguji kekuatan otot dengan menaiki Janjang Saribu yang juga bisa didatangi di Taman Wisata Panorama ini. Dari namanya saja sudah berarti seribu tangga, meskipun faktanya tidak sebanyak itu. Perlintasan yang dulunya terbuat dari bambu ini sudah ada sejak masa pemerintahan kolonial Belanda. Konon jalan yang kini mirip dengan Tembok Besar China itu sebagai jalan pintas dari Koto Gadang ke Bukittinggi.
Namun jika anda merasa sudah lelah duluan sebelum menaiki tangga Janjang Saribu, bisa menikmati nuansa mencekam di terowongan Lobang Jepang. Dibangun pada masa pemerintahan Jepang, bunker yang ada sekitar 60 meter di bawah Bukittinggi ini terdiri dari banyak ruangan-ruangan khusus. Anda hanya perlu mencari mulut goa yang masih ada di kawasan Taman Wisata Panorama, dan akan dituntun seorang pemandu wisata. Berbeda dengan dulu, nuansa di dalam Lobang Jepang sekarang jauh lebih modern dan hilang kesan mencekam karena sudah dipenuhi dengan lampu listrik.
Seringkali menjadi pilihan para wisatawan, Taman Wisata Panorama, memang layak dikunjungi saat anda ke Bukittinggi. Bukan hanya menikmati Jam Gadang yang tersohor itu, ketiga lokasi wisata yang ditawarkan taman ini seolah membuktikan kalau ibukota Indonesia di era Pemerintahan Darurat Republik Indonesia itu begitu kaya akan pemandangan wisata. Bukan hanya terbentuk secara alami oleh gerakan bumi, tapi bukti-bukti peninggalan sejarah juga jadi daya tarik. Jadi, apakah anda sudah berencana mau ke Bukittinggi?
** (images from adventurose.com)