Kawasan Bukittinggi dan sekitarnya sepertinya menyimpan banyak sekali keindahan bumi yang begitu eksotis. Berbagai panorama alam yang ditawarkan seolah membawa siapapun meminjakkan kaki di kepingan surga. Selain keindahan Ngarai Sianok yang tersohor itu, ada sebuah kawasan wisata dengan fenoma ajaib di ranah Buya Hamka ini. Tempat itu adalah danau Tarusan Kamang.
Dibandingkan dengan danau Maninjau, Tarusan Kamang memang bisa dibilang masih kalah pamor. Namun danau yang berlokasi di Jorong Babukek, nagari Kamang, kecamatan Kamang Magek, kabupaten Agam di Sumatera Barat ini menawarkan pemandangan spektakuler. Di maan danau ini dijuluki bermuka dua karena punya keunikan permukaan air yang kadang muncul, kadang menghilang. Tak heran jika daya tariknya yang misterius begitu membuat wisatawan penasaran.
Untuk bisa berkunjung ke danau Tarusan Kamang, anda harus menempuh jarak sekitar 20 kilometer dari pusat kota Bukittinggi. Hanya membutuhkan perjalanan 20 hingga 30 menit menggunakan kendaraan bermotor. Lantaran belum dikelola secara resmi oleh pemerintah daerah hingga di tahun 2016, pengunjung hanya perlu membayar biaya parkir kendaraan saja. Dikenalnya danau bermuka dua ini tak lain karena jepretan seniman fotografer asal Bukittinggi, Erison J Kambari tahun 2012 yang mengabadikan fenomena saat permukaan danau penuh berisi air dan tidak.
Misteri Pasang Surut Air Danau Tarusan Kamang
Rasa penasaran pengunjung memang mayoritas disebabkan oleh danau yang airnya tiba-tiba penuh terisi dan bisa hilang secara tiba-tiba. Banyak ahli geologi yang diundang untuk meneliti Tarusan Kamang. Hingga akhirnya Profesor Handang Bachtiar melakukan penelitian dan menemukan fakta jika danau ini terletak tepat di zona patahan Sumatera bagian timur. Masuk dalam tipe danau karst, danau ini memang terbentuk karena pengikisan batu kapur oleh air. Menghilangnya air danau ke dalam perut bumi dan kembali muncul di celah padang rumput yang hijau memang belum bisa diprediksi dengan tepat.
Namun sebagai danau karst, air tanah yang naik lewat lorong-lorong di bawah bukit batu kapur memang langsung menyembur sehingga menutup padang rumput dan menjadi danau. Dan saat air sungai bawah tanah turun, air yang ada di permukan Tarusan Kamang akan tersedot mengering. Berada di kaki Bukit Barisan, batuan kapur yang ada di danau ini diprediksi sudah berusia ratusan abad dan memiliki kandungan mineral COCA 2. Diperkirakan kalau danau purba ini sudah ada sejak 70 ribu tahun silam. Sementara itu, perbukitan karst di danau ini diprediksi sudah ada sejak 400-300 juta tahun lalu sehingga pepohonan yang ada, tumbuh sangat subur.
Dari pengakuan warga setempat, danau Tarusan Kamang bisa mengering dan menjadi padang rumput selama lima bulan hingga dua tahun. Namun saat danau terisi air, akan terdengar suara mirip air mendidih. Bukan hanya fenomena dua muka yang membuat danau ini menarik, anda juga akan terpesona dengan pemandangan alam yang luar biasa indah. Ada tambak ikan milik warga, pengembala kerbau hingga rakit-rakit kecil sebagai sarana transportasi masyarakat lokal Agam.
Perlahan tapi pasti, pesona danau bermuka dua inipun mulai makin populer. Berterima kasih kepada generasi milenial dan Z yang sering mengunggah foto perbedaan danau Tarusan Kamang di media sosial, sehingga makin membuat banyak orang penasaran. Hanya saja saat anda datang ke tempat ini, usahakan sebisa mungkin untuk menjaga kebersihaan agar tetap terlihat hijau dan indah.
** (Images from wisatasumbar.net)